Pages

Kamis, 19 Agustus 2010

Saat Buah Hati Lahir Dini

Kelahiran prematur kerap kali tidak bisa dihindari. Agar bisa berkembang normal, bayi prematur perlu perawatan intensif.


”Organ-organ bayi prematur masih belum sempurna,” ujar dokter ahli perinatalogi terkemuka dari University of Pennsylvania, School of Medicine, Prof (emeritus) Giberto R Pereira, pada sebuah diskusi peduli bayi prematur yang diselenggarakan Wyeth Indonesia di Jakarta pekan lalu.


Bayi digolongkan prematur jika kelahirannya terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bayi prematur biasanya lahir dengan berat badan rendah, dibawah normal (2,5 kg). Menurut Pereira, bayi yang lahir dengan berat badan rendah berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan bahkan kematian. Semakin rendah berat badan bayi semakin besar risiko gangguannya.


Masalah utama bayi prematur adalah belum sempurnanya organ-organ tubuh sehingga perlu peralatan menunjang. Untuk mempertahankan suhu tubuh, misalnya, bayi prematur harus ditempatkan dalam inkubator yang suhunya bisa disesuaikan. Ini karena bayi lahir dini belum memiliki lapisan lemak cukup untuk menahan suhu dingin.


Untuk pernapasannya, bayi prematur butuh ventilator. Alat bantu pernapasan itu diperluka karena organ parunya belum terbentuk sempurna. Pemberian makanan dilakukan melalui slang karena refleks mengisapnya juga belum sempurna.



”Selama dirawat, pemantauan terhadap detak jantung, kadar oksigen darah, suhu tubuh, dan parameter lainnya terus dilakukan,” kata Pereira yang sudah berkecimpung dibidang pernatalogi lebih dari 30 tahun.


Perawatan khusus diinkubator perlu dilakuan hingga bayi siap dibawa pulang. Itu memerlukan waktu berminggu-minggu. Biasanya, bayi sudah bisa dibawa pulang ketika berat tubuhnya sudah mencapai 1,8 kg, kondisi bayi stabil, dan refleks mengisap terbentuk.


Sesampainya di rumah, perawatan ekstra hati-hati harus terus dilanjutkan. Biasanya, problem utama di rumah adalah soal pemberian makan. Perlu diketahui, kebutuhan kalori bayi prematur lebih tinggi daripada bayi normal. Kalori lebih itu diperlukan agar bayi prematur bisa mengatasi ketertinggalan pertumbuhannya.


”Bayi normal butuh sekitar 100 kalori/kg berat badannya, sementara bayi prematur butuh asupan 120 kalori/kg berat badannya,” ujar Pereira.


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan ideal bayi prematur. Bila bayi masih kesulitan mengisap ASI secara langsung, sebaiknya ASI dipompa dan diberikan melalui slang pada bayi.


Untuk memastikan stabilitas tumbuh kembangnya, bayi prematur perlu menjalani pemeriksaan berkala. Imunisasi dilengkapi, berat badan, lingkar kepala dan panjang tubuhnya harus diukur, fungsi-fungsi organ tubuh terus dipantau, demikian juga perkembangan motorik dan kognitifnya.


Yang perlu diingat, bayi prematur akan terus ’tertinggal’ ketimbang bayi normal. Bayi yang lahir di usia tujuh bulan misalnya, pertumbuhannya akan terlambat dua bulan.


Jadi ketika normalnya bayi di usia 6 bulan sudah bisa duduk, bayi prematur itu baru bisa duduk di usia 8 bulan. Demikian juga kemampuan berjalan, mungkin baru bisa dicapai di usia 1 tahun 2 bulan, bukan di usia 1 tahun. ”Itu adalah normal,” kata Pereira.



Faktor penyebab


Sejauh ini diketahui beberapa penyebab kelahiran bayi prematur antara lain, kelainan pada leher rahim, pre-eklamsia, plasenta previa, janin gagal tumbuh, infeksi pada selaput janin, bayi kembar, air ketuban terlalu banyak (poly hydramnios), dan bentuk rahim tidak normal.


”Meski demikian, sebagian besar kasus kelahiran prematur tidak diketahui penyebabnya,” ujar Pereira.


Bagaimana mencegahnya? Pereira menjelaskan, tidak semua kelahiran prematur bisa dicegah, namun potensinya bisa diminimalkan. Langkah paling utama adalah dengan pemeriksaan kehamilan sebulan sekali. Dengan demikian, kelainan-kelainan yang berpotensi menyebabkan bayi prematur bisa diketahui dan diantisipasi sejak dini.


Untuk menghindari kelahiran prematur, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menghindari asap rokok, polusi udara, serta meningkatkan asupan makanan bergizi.


3 Langkah Merawat Bayi Prematur :




  1. Pastikan suhu tubuh bayi berada di antara 36,5-37 derajat celsius untuk menghindari hipotermia (kedinginan) dan hipertermia (kepanasan).

  2. Disiplin dalam memberi asupan gizi dengan frekuensi 8-10 kali sehari, dengan nutrisi alamiah yang kaya akan protein, vitamin, mineral AA dan DHA. ASI adalah makanan terbaik bayi, termasuk bayi prematur.

  3. Fokus pada pemantauan frekuensi buang air besar dan kecil 4-6 kali per hari.




sumber: Media Indonesia