Pages

Jumat, 29 Oktober 2010

Kanker Mulut Rahim

Pendahuluan


Kanker mulut rahim (kanker serviks)  merupakan penyebab kematian terbesar di kalangan perempuan di Indonesia. Diperkirakan sekitar 8000 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap tahunnya akibat kanker tersebut, melebihi kematian akibat kanker payudara. Amat disayangkan dan menyedihkan karena kanker mulut rahim ini seringkali terlambat diketahui dan akibatnya juga terlambat diobati. Padahal, apabila kanker ini lebih cepat diketahui, angka harapan hidup akan menjadi lebih baik, demikian pula dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien.



Bagaimana kanker mulut rahim berkembang


Kanker mulut rahim memerlukan waktu cukup lama, bertahun-tahun, untuk berkembang. Pada awalnya, akan terjadi perubahan pada sel-sel mulut rahim. Sel-sel yang abnormal tersebut bukan sel kanker, dalam bahasa asing disebut sebagai cervical intra-ephithelial neoplasia (CIN) atau disebut juga sel pra-kanker. Itu berarti bahwa sel tersebut mungkin berkembang menjadi kanker pada perempuan tertentu bila tidak diobati. Perlu dipahami, kebanyakan perempuan dengan CIN tersebut tidak berkembang menjadi kanker.


Kondisi pra-kanker atau CIN tersebut biasanya merupakan akibat dari infeksi virus, yakni human papilloma virus (HPV). Virus tersebut merupakan virus tersering yang dapat mempengaruhi sel-sel mulut rahim. Virus tersebut masuk saat terjadi senggama. Namun demikian, pada sebagian besar perempuan virus tersebut akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka. Pada beberapa perempuan, virus tersebut akan menetap bertahun-tahun di mulut rahim dan pada sebagian kecil dari mereka, CIN kemudian akan berkembang menjadi kanker bila tidak diobati



Gejala kanker mulut rahim


Gejala umumnya belum ada pada saat masih berupa pra-kanker mulut rahim.  Gejala yang tersering adalah perdarahan pasca senggama atau perdarahan antara dua mensturasi. Perempuan yang sudah menopause bisa mengalami perdarahan baru. Gejala lain adalah keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh. Pada kondisi tersebut, hendaknya memeriksakan diri ke dokter secepatnya agar diketahui apakah keputihan abnormal tersebut kanker atau tidak



Bagaimana kanker mulut rahim didiagnosis


Untuk deteksi dini, perlu dilakukan pap smear pada perempuan yang telah aktif secara seksual, minimal satu kali setahun, dengan mengambil getah serviks dari vagina, pada hari ke 10-20 dari siklus haid. Dengan catatan, dalam 24 jam sebelum pemeriksaan jangan melakukan senggama (hubungan intim). Pengambilan getah serviks tersebut dapat dilakukan oleh dokter kandungan atau bidan. Penapisan kanker mulut rahim seyogianya dimulai sekitar 3 tahun  setelah seorang perempuan melakukan senggama



Faktor risiko kanker mulut rahim


Perempuan yang sudah memulai aktivitas seksualnya di usia muda berisiko mengalami kanker mulut rahim. Perempuan yang sering berganti-ganti pasangan seks juga berisiko mengalami kanker tersebut.  Selain itu, risiko juga lebih tinggi pada perempuan yang sering mengalami infeksi di daerah klamin, yang banyak melahirkan anak, dan perempuan perokok.



Pencegahan


Untuk pencegahan, upaya yang dapat dilakukan adalah menghindari faktor risiko tersebut di atas, dan melakukan pap smear. Perilaku seksual yang salah yang menyebabkan perempuan terpajan dengan HPV, harus dihindari. Pemeriksaan pap smear dilakukan dengan cara mengambil  apusan sel rahim yang tereksfoliasi, diwarnai, dan dibaca di bawah mikroskop, hanya dalam waktu sekitar 10 menit, dan tidak sakit. Vaksinasi pencegahan  dan vaksinasi pengobatan terhadap virus HPV juga seyogianya dilakukan. Vaksinasi diberikan pertama kali dalam 5 tahun setelah aktif berhubungan seksual. Frekuensi vaksinasi dilakukan 2-3 tahun sekali



Pengobatan kanker mulut rahim


Bila masih dalam tahap prakanker dapat dilakukan konosiasi secara elektrik, atau dilakukan pengrusakan dengan cryosurgery, laser destruction dan obat-obat modulator. Bila sudah sampai pada tahap kanker dapat diobati dengan kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan, atau kombinasi ketiganya. Dokter kandungan akan memberikan saran sesuai kondisi kesehatan pasien secara umum, tipe, dan stadium kankernya

Vitamin E sebagai Antioksidan

Vitamin E adalah antioksidan larut lemak dan merupakan salah satu pertahanan tubuh terhadap radikal bebas. Peran utamanya adalah menghantikan reaksi rantai radikal bebas yang memproduksi lebih banyak radikal bebas. Vitamin E melindungi sel-sel dan membran dari kerusakan. Vitamin E tidak hanya melindungi sebagai antioksidan yang asam lemak jenuh ganda, namun juga melindungi senyawa larut lemak lain (seperti vitamin A). Vitamin E mengurangi risiko penyakit jantung dengan melindungi LDL dan mengurangi inflamasi.


Kekurangan vitamin E karena asupan yang kurang pada manusia jarang terjadi. Kekurangan vitamin E biasanya terjadi karena adanya penyakit yang terkait dengan malabsorpsi lemak.


Vitamin E banyak terdapat pada makanan. Sumber vitamin E yang utama adalah minyak sayur dan hasil olahannya seperti margarin dan salad dressings. Kuning telur, sayuran hijau, dan kacang-kacangan juga merupakan sumber vitamin E.Vitamin E rusak karena proses pemanasan seperti menggoreng dan oksidasi. Untuk itu sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber vitamin E segar (sebelum melalui pemanasan yang berarti)  untuk mendapatkan sumber vitamin E yang baik. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitamin E adalah 15 mg/hari untuk orang dewasa.

Selasa, 26 Oktober 2010

Undang-undang No.23 Tentang Abortus Buatan

Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan tersebut butir-butir yang berkaitan dengan abortus buatan legal sebagai berikut:


Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.


2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan:
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang besangkutan atau suami atau keluarganya:
d. pada sarana kesehatan tertentu.


3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat ( I) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.


Penjelasan
Ayat (1)


Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasan apapun, dilarang karma bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Namun. dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu.


Ayat (2)
Butir a


Indikasi medis adalah suate kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakaan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tententu itu ibu hamil dan atau janinnya terancam bahaya maut.


Butir b
Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan.
Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang terdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum, dan psikologi.


Butir c
Hak utama memberikan persetujuan ada pada ibu hamil yang barsangkutan kecuali dalam keadaan tidak sadar atau tidak dapat memberikan persetujuannya, dapat diminta dari suami atau keluarganya.


Butir d
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang memadai untuk tindakan tersebut dan telah ditunjuk oleh Pemerintah.


Ayat (3)
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana dari pasal ini dijabarkan antara lain mengenai keadaan darurat dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan, bentuk persetujuan, dan sarana kesehatan yang ditunjuk.


Secara rinci KUHP mengancam pelaku-pelaku abortus buatan ilegal sebagai berikut,
1. Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh prang lain melakukannya (KUHP pasal 346, hukuman maksimum 4 th).


2. Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seizinnya (KUHP pasal 347, hukuman maksimum 12 tabu!), dan bile wanita tersebut meninggal, hukuman maksimum 15 tahun).


3. Seorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seizin wanita tersebut. (KUHP pasal 348, hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan; dan bib wanita tersebut meninggal, maksimun 7 tahun).


4. Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan di atas (KUHP pasal 349, hukuman ditambah dengan sepertiganya dan peneabutan hak pekerjaannya).


5. Barangsiapa mempertunjukkan alal/cara menggugurkan kandungan kepada anak dibawah usia 17 tahun/dibawah umur (KUHP pasal 283, hukuman maksimum 9 bulan).


6. Barangsiapa menganjurkan/merawat/memberi obat kepada seorang wanita dengan rnemberi harapan agar gugur kandungannya (KUHP pasal 299, hukuman maksimum 4 tahun).

Tips untuk Tetap Sehat di Masa Tua

Berikut ini akan diuraikan beberapa tips untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik dan sehat di usia senja :



  1. Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi sesuai kebutuhan. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan dan komposisi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda.

  2. Pertahankan berat badan anda tetap ideal

  3. Tetap lakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari, berenang, dansa, atau bersepeda

  4. Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan baik, ketahui keterbatasan anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang positif)

  5. Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih dahulu untuk menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan dan risiko menggunakan hormon tersebut

  6. Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk membuat program dan strategi agar anda dapat berhenti merokok

  7. Selalu menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari kecelakaan. Tidak dianjurkan untuk bepergian seorang diri terutama bagi anda yang sudah memiliki gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, dan pendengaran

  8. Dianjurkan untuk selalu menikmati kehidupan sex anda. Pelajari dan ketahui cara serta strategi baru untuk meningkatkan kehidupan sex anda

  9. Pergunakanlah kaca mata dan alat bantu pendengaran jika anda memerlukannya. Hal tersebut diperlukan agar anda dapat lebih jelas melihat dan mendengar segala sesuatu dalam kehidupan anda

  10. Rawatlah gigi anda, gunakan gigi palsu jika anda memerlukannya

  11. Selalu waspada dengan segala gejala penyakit dan berobatlah untuk mendapatkan diagnosis dengan pasti

  12. Gunakan obat-obatan hanya dengan resep dokter. Sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin mengkonsumsi suplemen atau obat herbal.

  13. Dianjurkan untuk mengontrol tekanan dengan melakukan aktivitas dan berteman. Jika anda merasa depresi cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter anda

  14. Minum 6-8 gelas air setiap hari

  15. Latihlah kemampuan mental anda. Anda dapat melatihnya dengan memecahkan soal-soal matematika, mengisi teka-teki silang, main kartu atau permainan lain, membaca, menulis, berkhayal, dan menciptakan sesuatu

  16. Rencanakan keuangan anda untuk menjamin keamanan hari tua anda selanjutnya

  17. Terimalah segala perubahan yang terjadi pada diri anda. Selalu berusaha untuk bangkit dari setiap kehilangan, carilah teman-teman baru

  18. Tingkatkan keimanan dan ibadah anda. Buatlah hidup menjadi lebih berarti dengan melakukan aktivitas keagamaan dan sosial.

  19. Dianjurkan agar sering ke luar rumah untuk berjemur sinar matahari dan mendapatkan udara segar jika memungkinkan. Berjemurlah selama 15 menit di pagi hari untuk mendapatkan cukup vitamin D dari sinar matahari.

  20. Tetaplah aktif secara sosial, bermasyarakat dan lakukan kegiatan-kegiatan sosial

  21. Kembangkan hobi, luangkan waktu bersama cucu-cucu anda, jika memungkinkan lakukan perjalanan dan tamasya, atau berkebun.

  22. Nikmati setiap waktu dari kehidupan anda.

Minggu, 24 Oktober 2010

Vitamin D pada Usia Lanjut

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Dalam metabolisme kalsium dan tulang, fungsi utama vitamin D adalah mengontrol penyerapan kalsium dan fosfat usus agar dapat memertahankan kadar kalsium darah sehingga mineralisasi tulang tetap terpelihara.  Kekurangan vitamin D akan meningkatkan hormon paratiroid yang selanjutnya akan meningkatkan risiko terjadinya patah tulang. Kekurangan vitamin D yang berat akan menyebabkan gangguan mineralisasi tulang sehingga terjadi penyakit Rickets pada anak-anak dan osteomalasia pada orang usia lanjut. Selain itu, kekurangan vitamin D juga akan menurunkan massa otot dan kelemahan otot yang mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan dan memudahkan terjadinya jatuh.


Belakangan ini diketahui pula bahwa vitamin D berhubungan dengan berbagai penyakit seperti penyakit asma, diabetes melitus, hipertensi, artritis reumatoid, keganasan kolon, payudara, prostat, dsb.


Angka kejadian kekurangan vitamin D pada usia lanjut di berbagai negara Eropa, Amerika, dan Asia (Singapura, Jepang dan Hongkong) bervariasi, dari 5-25% pada usia lanjut yang mandiri, sampai 60-80% pada usia lanjut yang tinggal di panti dan rumah sakit. Data penelitian dr. Siti Setiati di Indonesia menunjukkan angka kekurangan vitamin D pada perempuan usia lanjut yang tinggal di panti jompo sebesar 35,1%.


Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya kekurangan vitamin D pada orang perempuan berusia lanjut meliputi perubahan fungsi organ yang terlibat dalam proses sintesis / pembentukan vitamin D seperti kulit, hati, ginjal, dan usus, gaya hidup yang cenderung menghindari sinar matahari dan rendahnya asupan makanan yang mengandung vitamin D.


Kekurangan vitamin D pada populasi usia lanjut dapat diatasi dengan meningkatkan sintesis / pembentukan vitamin D atau memberikan suplementasi atau fortifikasi (tambahan zat vitamin D) makanan. Upaya meningkatkan sintesis vitamin D dapat dilakukan dengan memberikan pajanan sinar matahari atau dengan pajanan sinar ultraviolet B (UVB) buatan (artifisial).


Dr. Siti Setiati (2006)  dalam penelitiannya pada perempuan usia lanjut yang tinggal di panti jompo mendapatkan bahwa pajanan / berjemur sinar matahari selama 15-25 menit pada pukul 09.00 WIB yang dilakukan selama 3 kali dalam seminggu dapat meningkatkan kadar vitamin D darah. Beliau menganjurkan kepada usia lanjut khususnya perempuan usia lanjut untuk lebih meningkatkan aktivitas di luar rumah sehingga dapat terpajan dengan sinar matah

Kencing Manis

Apakah yang dimaksud dengan kencing manis ?


Kencing manis adalah penyakit kronis dimana pankreas hanya memproduksi sedikit atau tidak sama sekali insulin dan atau tubuh kehilangan kemampuan untuk merespon insulin secara normal (resistensi insulin). Insulin dibutuhkan untuk mentransport glukosa ke sel yang akan digunakan sebagai energi dan sisimpan sebagai gula. Insulin juga menstimulasi sintesisprotein dan penyimpanan asam lemak bebas di dalam cadangan lemak. Terdapat dua jenis diabetes, yaitu tipe 1 (tergantung insulin) dan tipe 2 (tidak tergantung insulin atau kencing manis pada dewasa)


Apa yang menyebabkan kencing manis tipe 2?


Secara normal, sebagai respon terhadap peningkatan kadar gula darah, pankreas akan melepaskan insulin. Pada diabetes tipe 2, masalah timbul ketika insulin tidak cukup diproduksi atau ketika sel tubuh resisten terhadap insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel. Sebagai hasil, sel tidak mendapatkan energi cukup. Hal ini menyebabkan glukosa dalam pembuluh darah meningkat, yang mengakibatkan kerusakan pada seluruh organ tubuh.



Gejala


Gejala kencing manis tipe 2 umumnya timbul secara ebrtahap dan terkadang tidak timbul sampai beberapa tahun setelah didiagnosis kencing manis. Pasien dapat memiliki satau atau mungkin tidak sama sekali dari gejala berikut ini :




  • sering buang air kecil

  • rasa haus yang berlebihan

  • lemas

  • kulit sangat ekring

  • lebih sering terkena infeksi

  • dehidrasi

  • berat badan menurun

  • rasa lapar yang berlebihan

  • perubahan indera penglihatan secara tiba-tiba


Faktor risiko


Terdapat beberapa hal yang memudahkan seseorang menderita kencing manis, yaitu :




  • riwayat keluarga kencing manis

  • riwayat kencing manis saat hamil

  • gaya hidup kurang gerak (aktivitas fisik terbatas)

  • ras

  • kegemukan

  • usia tua


Komplikasi


Komplikasi yang dapat timbul akibat kencing manis tidak ditangani dengan benar sehingga gula darah tidak terkontrol adalah :




  • penyakit jantung koroner

  • stroke

  • neuropati

  • penyakit mata

  • penyakit vaskluer

  • nefropati (komplikasi ke organ ginjal)


Mempertahankan gula darah terkonttrol apda kencing manis tipe 2




  • Mengatur jumlah, frekuensi, dan jenis makanan. Konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi anda untuk mendapatkan jumlah, jenis, dan frekuensi makan yang terbaik untuk anda.

  • Menggunakan obat kencing manis  dengan pengawasan dokter

  • Monitor gula darah. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah minimal satu bulan sekali

  • Olah raga secara teratur

Jumat, 22 Oktober 2010

Sembelit I

Sembelit atau buang air besar (BAB) tidak lancar atau dalam istilah medis disebut sebagai konstipasi, merupakan gejala yang seringkali dikeluhkan pasien, yang mencerminkan asumsi subyektif terhadap adanya gangguan fungsi usus besar. Dalam praktik di klinik, konstipasi umumnya didefinisikan sebagai frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu. Keluhan ini terutama terjadi pada anak-anak dan orang berusia lanjut.


Terdapat berbagai macam penyebab sembelit, namun penyebab tersering adalah faktor fungsional atau tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Sembelit yang berkepanjangan atau berlangsung lama dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan mungkin menunjukkan adanya masalah medis serius sebagai penyebab, seperti gangguan pergerakan (dismotilitas) usus besar atau tumor.


Proses BAB meliputi pergerakan tinja di dalam usus besar menuju lubang pelepasan (anus), mengenali adanya tinja di dalam bagian akhir usus besar (rektum), dan kesadaran untuk melakukan BAB. Konstipasi secara garis besar dapat disebabkan oleh hambatan aliran tinja di dalam usus besar (akibat kelainan anatomi atau fungsi) atau kurangnya aktivitas pergerakan usus besar (akibat efek samping obat, penyakit metabolik atau penyakit saraf/ otot yang menimbulkan hambatan pergerakan usus besar)


Faktor subyektivitas adanya sembelit cukup tinggi mengingat persepsi pasien mengenai sembelit sangat bervariasi. Keluhan sembelit yang dirasakan pasien tidak hanya keluhan obyektif berupa frekuensi BAB yang jarang, namun juga keluhan subyektif yang meliputi perasaan BAB yang tidak lampias, mengedan jika BAB, kembung atau nyeri perut, tinja yang keras atau kecil-kecil, atau perlu bantuan dalam mengeluarkan tinja dengan mengorek tinja dengan tangan. Oleh karena itu, terdapat Konsensus Internasional yang menyepakati definisi dari konstipasi fungsional pada orang dewasa, bayi dan anak kecil sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis dan tatalaksana sembelit.

Antioxidant, Proses Menua, dan Teh Hijau

Proses menua merupakan proses penurunan fungsi organ yang progresif. Terdapat berbagai teori yang menjelaskan proses menua, diantaranya adalah teori radikal bebas. Teori radikal bebas merupakan teori yang mengatakan bahwa proses menua terjadi akibat kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas ini dihasilkan oleh tubuh selama proses metabolisme normal. Kerusakan jaringan (yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit kronik) terjadi akibat antioksidan (zat yang dapat melawan radikal bebas) tidak cukup banyak untuk melawan radikal bebas yang ada. Untuk itu asupan makanan yang mengandung cukup antioksidan menjadi penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronik.


Teh (teh hijau dan teh hitam) merupakan sumber utama flavonoid. Flavonoid dalam teh merupakan antioksidan yang cukup kuat. Diasumsikan bahwa kadar flavonoid yang tinggi pada teh hijau dan teh hitam dapat melindungi sel dan jaringan dari kerusakan akibat radikal bebas. Jenis flavonoid yang ada dalam teh adalah catechins seperti epicatechin (EC), epicatechin-3-gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Kandungan catechin dalam teh tergantung pada berbagai faktor sebelum daun teh dikeringkan seperti lokasi geografis tanaman teh tumbuh dan kondisi pertumbuhan pohon teh.


Kandungan flavonoid dari berbagai minuman teh tergantung pada tipe teh (instant, atau bukan) dan persiapannya (jumlah yang digunakan, cara memasak, dan suhu). Kandungan flavonoid tertinggi ditemukan pada teh panas, kandungan ditemukan lebih sedikit pada teh instan, dan paling sedikit pada teh siap minum.


Sampai saat ini masih terdapat berbagai kontroversi pendapat mengenai efek teh terhadap kesehatan. Penelitian epidemiologi mengenai efek teh terhadap kesehatan dan kaitannya dengan jenis teh yang dikonsumsi dan cara peyiapannya masih sedikit ditemui.  Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih  pasti

Kamis, 21 Oktober 2010

Tuberkulosis pada Dewasa

Penyakit tuberkulosis atau TBC dapat terjadi pada semua usia dari semua strata sosial dan ekonomi, termasuk pada perempuan hamil. Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, namun sejalan dengan semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS di dunia, penyakit TBC mulai kembali menjadi momok di negara maju. Di Indonesia, dilaporkan sekitar 627.000 kasus baru dan diperkirakan terjadi 143.000 kematian setiap tahunnya.


Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui percikan ludah pasien yang menderita TBC dan mengandung kuman TBC dalam dahaknya, manakala batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit TBC terutama menyerang paru, namun juga dapat menyerang hampir seluruh alat tubuh, seperti selaput paru, selaput otak, otak, usus, ginjal, sendi, tulang, kelenjar, kulit, dan banyak alat tubuh lain.


Risiko untuk timbulnya penyakit tuberkulosis setelah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis tergantung pada kerentanan seseorang terhadap penyakit dan tingkat fungsi kekebalan selularnya. Sebagian besar orang dewasa yang menderita TBC terkena infeksinya pada masa bayi atau anak. Infeksi tersebut dapat “sembuh” dengan sendirinya, namun kemudian muncul kembali saat dewasa manakala daya tahan tubuhnya turun.


Pada awal perjalanan penyakit, gejala dan tanda penyakit seringkali tidak spesifik dan timbul berangsur-angsur, terutama terdiri dari demam yang tidak terlalu tinggi, keringat malam, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, dan kelemahan umum. Batuk kemudian timbul pada tuberkulosis paru, dan mungkin terdapat darah dalam dahaknya. Sedangkan manifestasi klinis tuberkulosis non-paru (ekstra pulmonal) tergantung pada organ tubuh yang terkena.


Bila berobat dengan benar dan teratur penderita TBC akan sembuh. Pengobatan terhadap penyakit TBC memerlukan kombinasi berbagai obat (obat antituberkulosis/ OAT) yang diberikan selama 6 bulan atau lebih, sebelum dinyatakan sembuh oleh dokter. Lima obat utama yang dalam lini pertama terapi tuberkulosis meliputi isoniazid (INH), rifampisin, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin. Regimen obat jangka pendek dibagi dalam 2 fase, fase awal/ inisial atau fase bakterisidal (selama fase ini, mayoritas bakteri dibunuh, terdapat perbaikan gejala, dan pasien menjadi tidak infeksius lagi) dan fase lanjutan atau fase sterilisasi (untuk mengeliminasi bakteri semidorman/ bersembunyi). Pilihan regimen terapi terdiri dari obat isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid selama 2 bulan fase inisial (pada kasus-kasus tertentu regimen ini ditambah dengan obat etambutol dengan atau tanpa streptomisin) diikuti dengan kombinasi isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan fase lanjutan.


Dalam kurun waktu 3-4 bulan pengobatan biasanya keadaan penderita TBC sudah membaik sehingga seringkali terjadi putus berobat karena orangtua menganggap anaknya sudah sembuh. Hal ini sangat perlu dihindari karena kuman TBC belum hilang dari tubuh dan dapat timbul kembali dalam keadaan lebih parah dan sudah kebal terhadap obat-obat TBC. Pengobatan harus dimulai dari awal lagi dengan kombinasi obat yang lebih banyak dan kemungkinan kuman lebih sulit dimatikan karena sudah kebal terhadap obat.

Pengapuran Sendi Lutut (Osteoarthritis)

Diperkirakan kurang lebih 25% orang berusia 55 tahun atau lebih mengalami nyeri lutut yang terjadi hampir setiap hari dalam satu bulan. Pengapuran sendi lutut atau istilah medisnya dikenal sebagai osteoarthritis sendi lutut, meningkat prevalensinya sejalan dengan bertambahnya usia dan lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan pria. Faktor risiko terjadinya pengapuran sendi lutut meliputi kegemukan (obesitas), trauma daerah lutut, riwayat operasi daerah lutut, pekerjaan yang membuat seseorang membungkuk dan mengangkat beban.


Perjalanan penyakit pengapuran sendi lutut ini sangat bervariasi. Penyakit dapat membaik pada beberapa pasien, tetap stabil tidak berubah pada pasien lain, atau penyakit memburuk secara perlahan-lahan pada pasien lainnya. Pengapuran sendi lutut merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan mobilitas pada orang usia lanjut. Banyak orang dengan nyeri pada sendi lututnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari, seperti mandi, berpakaian, menggunakan jamban, berjalan, dan sebagainya.


Pengapuran sendi lutut memengaruhi seluruh struktur di dalam sendi, tidak hanya menyebabkan hilangnya lapisan hialin rawan sendi, namun perubahan bentuk tulang atau pembesaran tulang juga terjadi, yang disertai pula dengan teregangnya kapsul sendi dan kelemahan otot-otot di sekitar sendi lutut.


Nyeri pada pengapuran sendi lutut umumnya terkait dengan aktivitas, seperti naik tangga, bangkit dari kursi, dan berjalan dengan jarak cukup jauh. Kekakuan sendi juga lazim terjadi pada pagi hari namun biasanya berlangsung kurang dari 30 menit.


Tatalaksana pengapuran sendi lutut meliputi upaya untuk mengurangi rasa nyeri, memperbaiki bentuk abnormal sendi lutut yang menjadi bengkok, serta mengidentifikasi ketidakstabilan sendi lutut


Terapi non farmakologis (terapi bukan obat) meliputi :




  • Latihan jasmani dengan berat badan tanpa atau hanya sebagian saja ditopang oleh sendi lutut (misalnya berenang, naik sepeda, dan sebagainya), serta latihan jasmani untuk menguatkan otot-otot paha. Hindari melakukan latihan jasmani jika nyeri pada sendi lutut bertambah buruk

  • Menurunkan berat badan atau bila perlu berjalan dengan bantuan tongkat untuk mengurangi beban dari berat badan yang harus ditopang oleh sendi lutut. Tongkat yang digunakan dipegang oleh tangan yang berada di sisi yang berseberangan dengan sisi sendi lutut yang nyeri. Pada saat digunakan, tongkat dan tungkai yang nyeri harus menapak pada saat yang bersamaan.

  • Memperbaiki abnormalitas sendi lutut yang membengkok dengan brace atau patellar taping atau lapisan dalam sepatu (shoe insert) jika tidak membaik dengan terapi medis lainnya

  • Akupunktur dapat mengurangi rasa nyeri setelah beberapa kali sesi akupunktur dilakukan


Terapi obat meliputi :




  • Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat berupa obat minum atau obat topikal yang dioleskan di daerah lutut

  • Suntikan asam hialuronat (hyaluronic acid) ke dalam sendi lutut

  • Glukosamin and kondroitin sulfat

  • Suntikan kortikosteroid ke dalam sendi lutut


Obat pengurang rasa nyeri yang lazim digunakan meliputi asetaminofen (parasetamol), obat anti inflamasi (anti radang) non-steroid (AINS) misalnya Natrium Diklofenak, Piroksikam, Ibuprofen, dan sebagainya, serta penghambat siklooksigenase-2 (COX-2 inhibitor) seperti Celecoxib. AINS dan COX-2 inhibitor lebih efektif mengurangi rasa nyeri dibandingkan parasetamol. Walaupun demikian, kelebihan AINS terhadap parasetamol dalam mengurangi rasa nyeri tersebut tidak terlalu berbeda jauh dan oleh karena efek samping toksisitas AINS terhadap ginjal dan efek samping AINS terhadap terjadinya perdarahan saluran cerna, parasetamol seyogianya menjadi terapi lini pertama untuk mengurangi nyeri pada pengapuran sendi lutut, meskipun tampaknya parasetamol kurang efektif di antara pasien yang telah mendapat terapi AINS sebelumnya.

Jumat, 15 Oktober 2010

Asma

Apa yang dimaksud dengan Asma ?


Asma adalah penyakit kronik paru dimana aliran udara menyempit sehingga meyulitkan untuk bernafas. Saluran udara pada orang dengan penyakit asma sangat sensitif  terhadap beberapa faktor pemicu. Ketika distimulasi oleh pemicu ini, saluran udara bereaksi dengan inflamasi abnormal yang menyebabkan menelan, peningkatan sekresi mukus, dan kontraksi otot dari saluran udara. Gejala bisa berubha-ubah dan dapat timbul kembali beberapa jam setelah serangan pertama.



Siapa yang mendapatkan Asma ?


Setiap orang bisa menderita asma. Penyakit ini merupakan penyakit yang non-contagious yang memengaruhi jutaan manusia di seluruh dunia, tanpa memperhatikan budaya, ras, jenis kelamin, atau usia. Jika terdapat riwayat keluarga asma dan adanya alergi akan meningkatkan risiko seseorang menderita asma.



Tahap Serangan Asma


Ringan :




  • Kesulitan bernafas ringan

  • Bersin


Sedang :




  • Kesulitan bernafas pada saat istirahat

  • Menggunakan otot ekstra untuk bernafas

  • Sedikit perubahan udara


Berat :




  • Kesulitan bernafas tetap

  • Menggunakan otot tambahan untuk bernafas

  • Bersin berkurang atau meningkat



Jenis-jenis Asma


Terdapat dua jenis asma yang utama, yaitu asma ekstrinsik (alergi) dan asma intrinsic(non-alergi). Seseorang dapat memiliki asma campuran, yaitu kombinasi antara asma ekstrinsik dan asma intrinsik.


Asma ekstrinsik merupakan jenis asma yang paling sering diderita oleh anak-anak dan orang dewasa dan biasanya fades oleh usia dan terhindar dari zat-zat alergi.


Asma intrinsik merupakan jenis asma yang paling sering diderita oleh anak-anak berusia dibawah 3 tahun dan dewasa berusia diatas 30 tahun. Infeksi pernafasan karena virus merupakan pemicu utama dan mempengaruhi baik syaraf dan atau sel dekat permukaan pohon brokus. Hal ini menyebabkan bronkospasme atau melepaskan mediatorkimia yang menghasilkan serangan asma. Pemicu lainnya meliputi iritan, olah raga, udara dingin, perubahan emosi yang juga menyebabkan bronkospasme.



Gejala dan Tanda


Gejala bervariasi antara asama ringan sampai dengan berat, dan timbul pada asma alergi dan non alergi. Gejala meliputi bersin, sesak dada, batuk, sulit bernafas.



Pemicu Utama Asma


Alergen, cuaca, polusi, iritan, olah raga, perubahan emosi, sakit.

Obesitas

Apakah yang dimaksud dengan obesitas ?


Obesitas sering kali didefinisikan sebagai lemak tubuh yang berlebihan. Persentase lemak tubuh bervariasi menurut jenis kelamin dan usia. Seseorang dikatakan obesitas jika berat badan 20% atau lebih diatas berat badan ideal. Obesitas berat adalah jika berat badan 50% atau lebih diatas berat badan ideal. Obesitas merupakan penyakit jangka panjang yang meningkatkan risiko berkembangnya penyakit yang lebih serius, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol darah meningkat, diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung, dan strok.




Penyebab Obesitas


Obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Obesitas biasanya disebabkan oleh lebih dari satu penyebab. Penyebab utama obesitas adalah ketidaseimbangan energi, yaitu ketika asupan makanan (kalori) berlebih sedangkan aktifitas fisik kurang. Hal tersebut menghasilkan peningkatan berat badan dan kelebihan energi disimpan sebagai lemak. Faktor lain yang berkontribusi terhadap berat badan seseorang adalah usia, jenis kelamin, genetik, faktor lingkungan, faktor psikologis, penyakit, dan obat-obatan.



Faktor Risiko Kesehatan terkait Obesitas


Jika anda obesitas, makan anda memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih serius. Jika berat badan anda dapat diturunkan, mka risiko anda akan berkurang. Berikut ini adalah beberapa penyakit dan organ yang dapat terganggu akibat obesitas.


Otak : gangguan osikologis (depresi, rendah diri), stroke; Esofagus : penyakit refluks saluran cerna, rasa perut penuh (panas); Arteri : tekanan darah tinggi, arteriosklerosi ; Paru-paru; Jantung : penyakit jantung koroner; Pankreas; Kolon; Kandung kemih : inkontinensia urin; Tulang.



Tata laksana Obesitas


Obesitas merupakan penyakit kronik yang memerlukan tata laksana jangka panjang. Fokus utamanya adalah menurunkan risiko berkembangnya masalah kesehatan, seperti menurunkan berat badan. Jika anda obes, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional untuk berkonsultasi berapa banyak anda harus menurunkan berat badan dan jenis program penurunan berat badan apa yang sesuai.


Rencana yang baik adalah secarabertahap mengurangi berat badan anda. Penurunan berat badan yang aman dan sehat adalah satu sampai dua ponds per minggu. Tata laksana yang dapat dilakukan meliputi : pengaturan  makan (diet), aktifitas fisik, terapi, konseling, dan pembedahan.

Tips Pemberian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi hingga berusia 6 bulan. Komposisi zat gizi dan zat yang melindungi tubuh (memberikan kekebalan tubuh) yang terkandung dalam ASI menyebabkan bayi tumbuh dan berkembang secara optimal selama tahun pertama. ASI lebih mudah untuk dicerna oleh bayi  dibandingkan dengan susu formula, oleh karena itu frekuensi pemberian ASI biasanya lebih sering pada bayi yang mendapatkan ASI dibandingkan dengan frekuensi pemberian susu formula pada bayi yang tidak mendapatkan ASI. Selama beberapa minggu pertama setelah kelahiran, bayi memerlukan sekitar 8-12 kali pemberian ASI. Selanjutnya pemberian ASI dilakukan apabila ada permintaan dari bayi yang ditandai dengan adanya tanda awal rasa lapar, seperti bayi terlihat gelisah atau mengisap/mengecap.Menangis merupakan salah satu tanda bayi merasa sangat lapar.



Pemberian makanan yang adekuat untuk bayi adalah bila bayi yang mendapatkan ASI setiap 2-3 jam sekali dan tidur diantara waktu pemberian ASI tersebut. Seiring dengan bertambahnya usia bayi, lambung bayi akan semakin membesar dan produksi ASI juga akan semakin banyak. Hal tersebut akan menyebabkan jarak waktu pemberian ASI semakin lama.



Produksi ASI hanya dapat optimal bila payudara diisap bayi secara dini. Oleh karena itu, pemberian ASI yang pertama (kolostrum) sangat dianjurkan. Zat yang terkandung dalam kolostrum akan mencegah berbagai jenis penyakit infeksi pada bayi baru lahir. Pada saat menyusui, bayi akan mendapatkan separuh dari volume ASI yang ada di payudara pada  2-3 menit pertama ia mengisap payudara. Walaupun demikian, lamanya waktu menyusui bayi yang dianjurkan adalah sekitar 10-15 menit pada tiap payudara. Hal tersebut akan membina hubungan mesra antara ibu dan bayi.



Jadi jelaslah bahwa kelebihan ASI dan menyusui tidak hanya pada aspek gizi dan melindungi bayi dari berbagai macam penyakit, namun menyusui memiliki efek psikologis yang membina hubungan antara ibu dan bayi. Oleh karena keunggulan yang dimiliki ASI tersebut, sudah sejak lama organisasi kesehatan sedunia (WHO) menganjurkan pemberian ASI  eksklusif, yaitu ASI saja tanpa tambahan apapun selama 6 bulan pertama. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi hingga berusia 6 bulan.



Beberapa tips yang dapat dilakukan oleh ibu dalam pemberian ASI untuk bayinya :



  1. Dianjurkan untuk memulai menyusui dengan perasaan santai dan bahagia

  2. Sejak hari pertama, sebaiknya bayi diberikan ASI. Pemberian susu botol sebagai selingan ASI akan menyebabkan bayi malas mengisap payudara sehingga produksi ASI akan semakin terhambat.

  3. Mulailah menyusui selama 5 menit dengan satu payudara, selanjutnya dapat bertahap bertambah lama dengan satu atau dua payudara tergantung dari produksi ASI.

  4. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin bayi. Tidak dianjurkan untuk membuat jadwal pemberian ASI. Setelah beberapa minggu, bayi akan dapat mengatur jadwalnya sendiri.

  5. Selama mendapat ASI tidak diperlukan penambahan vitamin dan mineral, kecuali untuk mineral Fluor mungkin diperlukan.

  6. Setelah diberikan ASI, bayi harus dibuat sendawa. Lakukan hal tersebut pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan hal tersebut tidak diperlukan lagi.

  7. Ibu sebaiknya menghindari makanan yang pedas, asam, atau banyak menimbulkan gas. Makanlah makanan yang mengandung nilai gizi baik dan secara teratur.

  8. Selama ibu memberikan ASI tidak dianjurkan untuk minum obat tanpa petunjuk dokter

Kolostrum dan Air Susu Ibu

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi selama beberapa bulan. ASI terdiri atas tiga tingkatan jenis susu, yaitu kolostrum, susu transisi (transitional milk), dan susu yang sudah matang (nature milk). Kolostrum diproduksi selama kehamilan dan berlanjut sampai beberapa hari saat awal menyusui. Kolostrum berwarna kuning ke arah orange, lengket, dan kental. Kolostrum memiliki komposisi rendah lemak, tinggi karbohidrat dan protein, serta mengandung immunoglobulin yang melindungi bayi. Immunoglobulin merupakan antibodi yang berasal dari ibu dan diberikan ke bayi melalui ASI. Immunoglobulin memberikan kekebalan tubuh pasif yang melindungi bayi dari berbagai penyakit yang disebabkan bakteri dan virus. Dua hingga empat hari setelah melahirkan, kolostrum akan digantikan oleh transitional milk.


Kolostrum sangat mudah untuk dicerna, sehingga menjadi makanan yang sangat baik untuk bayi. Jumlah (volume) kolostrum tidak banyak, namun mengandung zat gizi yang sangat baik untuk bayi. Manfaat lain dari kolostrum adalah efek laksatif yang membantu bayi untuk buang air besar pertama kali. Hal ini akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin dari dalam tubuh dan mencegah nayi menjadi kuning.


Sangat dianjurkan bagi para ibu untuk memberikan kolostrum kepada bayinya. Saat ini terdapat teknik menyusui yang sangat dianjurkan yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Dengan melakukan IMD, ibu dapat memberikan kolostrum kepada bayinya. Inisiasi menyusu dini adalah teknik dimana bayi dibiarkan merangkak di dada ibunya untuk menyusu segera setelah dilahirkan.



Berikut ini adalah tata laksana IMD :




  • Dianjurkan suami atau kelaurga mendampingi ibu saat melahirkan

  • Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau mengurangi mempergunakan obat kimiawi

  • Keringkan bayi secepatnya, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan lemak putih (vernix)

  • bayi ditengkurapkan di perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. (keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi)

  • Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting

  • Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri

  • Biarkan kulit bayi bersentuhan denagn kulit ibu selama paling tidak satu jam walaupun proses menyusu awal sudah terjadi atau sampai selesai menyusu awal.

  • Tunda menimbang, mengukur, suntikan vitamin K dan menetes mata bayi sampai proses menyusu awal selesai

  • Ibu melahirkan dengan tindakan operasi : diberikan kesempatan kontak kulit

  • Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis rawat gabung  (ibu bayi dirawat dalam satu kamar dalam jangkauan ibu selama 24 jam)

  • Bila inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, bayi tetap diletakkan di dada ibu waktu dipindah di kamar perawatan. Usahakan menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu.


Kolostrum tidak hanya memberikan zat gizi yang sangat penting bagi bayi, namun juga sel-sel hidup dalam jumlah banyak yang melindungi bayi dari berbagai zat berbahaya. Konsentrasi faktor kekebalan tubuh lebih banyak terdapat dalam kolostrum dibandingkan pada mature milk. Kolostrum dapat bekerja sebagai vaksin. Selain itu, kolostrum juga mengandung konsentrasi leukosit dalam jumlah besar, sel darah putih yang melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan bakteri dan virus.

Nutrisi Selama Menyusui

Menyusui merupakan proses fisiologis yang dapat dilakukan oleh setiap ibu. Air susu ibu merupakan makanan untuk bayi yang paling dianjurkan selama empat sampai enam bulan pertama. Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari menyusui :


Untuk bayi :



  • Mendapatkan zat gizi dengan komposisi yang tepat dan seimbang dengan biovaibilitas yang tinggi

  • Mendapatkan hormon yang memicu perkembangan fisiologis

  • Meningkatkan perkembangan kognitif

  • Terlindungi dari berbagai penyakit infeksi

  • Terlindungi dari berbagai penyakit kronik, seperti diabetes tipe 1, dan hipertensi di kemudian hari

  • Terlindungi dari alergi makanan


Untuk ibu :



  • Kontraksi uterus

  • Memperlambat terjadinya ovulasi, sehingga memperpanjang interval kehamilan

  • Mengembalikan cadangan zat besi (Fe)

  • Terlindungi dari kanker payudara dan kanker ovarium


Lainnya :



  • Penghematan biaya karena bayi terhindar dari penyakit sehingga tidak perlu dibawa ke pelayanan kesehatan

  • Penghematan biaya karena tidak perlu membeli susu formula bayi



Agar dapat menyusui dengan baik diperlukan zat gizi yang cukup. Seorang ibu yang akan menyusui bayinya sebaiknya tetap mengkonsumsi makanan padat gizi selama masa menyusui. Makanan yang cukup dan adekuat diperlukan untuk menjaga stamina, kesabaran, dan percaya diri selama memenuhi kebutuhan air susu untuk bayi. Makanan yang dikonsumsi ibu tidak hanya untuk memnuhi kebutuhan gizi dirinya, tetapi juga digunakan untuk produksi air susu ibu (ASI).



Energi


Ibu menyusui rata-rata memproduksi sekitar 25 ons susu per hari, dengan variasi jumlah yang berbeda antara satu wanita dengan wanita lain dan variasi pada wanita yang sama dari waktu ke waktu, tergantung dari kebutuhan bayi akan ASI. Untuk menghasilkan ASI yang cukup, seorang ibu memerlukan ekstra energi sekitar 500 kalori sehari dari kebutuhan normalnya selama satu sampai enam bulan pertama menyusui. Kebutuhan energi selama menyusui adalah ekstra 330 kalori/hari dari kebutuhan normal pada 6 bulan pertama dan ekstra 400 kalori/hari selama 6 bulan kedua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan mengkonsumsi sereal, susu, dan hasil olahan susu. Ibu juga membutuhkan tambahan karbohidrat untuk menggantikan glukosa yang digunakan untuk membuat laktosa di ASI. Selama menyusui, serat dibutukan 1 gram lebih banyak, sehingga konsumsi sayuran dan buah sangat dianjurkan.


Setelah melahirkan, seorang ibu seringkali melakukan olah raga untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kebugaraannya. Aktivitas fisik yang cukup tinggi akan meningkatkan konsentrasi asam laktat, yang akan mempengaruhi rasa susu. Beberapa bayi lebih menyukai susu yang diproduksi sebelum berolah raga (memiliki asam laktat lebih rendah). Oleh karena itu, sebaiknya seorang ibu menyusui bayinya sebelum berolah raga, atau mengeluarkan ASI nya sebelum berolah raga dan kemudian dismpan untuk dapat diberikan kemudian.



Protein
Kebutuhan protein meningkat selama menyusui karena untuk produksi ASI. Jumlah protein yang dianjurkan adalah 25 gram protein pada enam bulan pertama dan 18 gram selama enam hingga 12 bulan. Jika jumlah energi dan protein yang dikonsumsi ibu kurang, maka akan mempengaruhi volume ASI yang dihasilkan daripada mempengaruhi kualitas ASI. Namun apabila jumlah protein yang dikonsumsi ibu sangat rendah, maka akan mengurangi proporsi kasein susu. Ekstra protein bisa didapat dari susu, hasil olahan susu, telur, daging, ikan, unggas, kacang-kacangan, dan sereal.



Kalsium
Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan selama menyusui. Penambahan 1000 mg kalsium per hari diperlukan selama periode ini. Konsumsi susu 500 ml atau olahan susu per hari sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan kalsium.




Zat besi


Sebagian besar ibu menyusui bisa mendapatkan seluruh zat gizi yang dibutuhkannya dari makanan bergizi seimbang yang dikonsumsinya tanpa memerlukan suplemen vitamin-mineral. Namun demikian, beberapa ibu mungin memerlukan suplemen zat besi, bukan untuk meningkatkan jumlah zat besi dalam ASI namun untuk mengembalikan simpanan zat besi yang berkurang pada dirinya. Simpanan zat besi ibu berkurang selama kehamilan ketika janin mengambil zat besi simpanan ibu untuk memenuhi kebutuhannya selama empat sampai enam bulan pertama setelah kelahiran. Selain itu, ibu juga dapat mengalami kekurangan darah akibat proses kelahiran. Oleh karena itu, ibu memerlukan suplementasi zat besi selama masa menyusui, sampai menstruasi.



Makanan tertentu


Makanan dengan rasa yang terlalu kuat (seperti bawang putih) dapat mengganggu rasa dari ASI. Bayi akan terganggu dengan adanya perubahan rasa pada ASI. Apabila bayi  memiliki gejala alergi, ibu sebaiknya menghindari makanan seperti susu sapi, telur, ikan, dan kacang-kacangan. ASI merupakan makanan yang baik diberikan pada bayi yang memiliki riwayat keluarga alergi makanan.


Beberapa zat dapat mengganggu produksi ASI dan mengganggu perkembangan bayi. Ibu menyusui sebaiknya menghindari alkohol, merokok, kafein, dan selalu mengkonsultasikan kepada dokter jika ingin mengkonsumsi obat-obatan atau suplemen herbal